Presiden FIFA Minta Maaf Pada Mexico dan Inggris!!

Perwasitan dan Teknologi digaris gawang (Keputusan Gol Lewat Teknologi)
FIFA mengambil keputusan untuk memutar kompetisi Piala Dunia kali ini dengan wasit standar tradisional, dengan satu wasit di lapangan, dua asisten (hakim garis) dan pejabat keempat yang memiliki tugas lebih untuk mendukung keputusan wasit atau bahkan menggantikan posisi wasit jika cedera. Semua orang tahu pada awal kompetisi ini kami tidak akan menerapkan sistem lain, seperti memiliki dua wasit tambahan dalam daerah kotak pinalti atau menggunakan teknologi, termasuk teknologi garis gawang. Akibatnya, prinsip tidak akan berubah hingga akhir kompetisi ini. Tapi dengan apa yang telah terjadi, akan masuk akal untuk membuka kembali wacana untuk menggunakan teknologi pada pertemuan rapat berikutnya IFAB pada tanggal 20 dan 21 Juli di Wales.
Sudah menjadi tugas FIFA untuk bertugas mengatur semua tentang wasit. Pertanyaannya adalah apa yang akan mereka lakukan kedepannya?. Mereka perlu terus meningkatkan kontrol pertandingan. Setelah Piala Dunia 1990 FIFA telah membuat tim kerja yang dinamakan 'Football 2000' yang membawa perubahan peraturan/ Game Of Laws - seperti backpass ke kiper.
Ini adalah proses yang berkelanjutan untuk FIFA dan dalam agenda pribadi Saya (Blatter). Pada bulan Oktober-November kita akan menyajikan model baru mengenai bagaimana memperbaiki perwasitan tingkat tinggi.
Dalam Partai Inggris VS Jerman dan Argentina VS Meksiko.
Saya (Blatter) menyesali kesalahan wasit yang hampir semua penonton lihat. Saya memahami tim yang bersangkutan merasa dirugikan. Saya pribadi mengatakan 'Saya minta maaf atas apa yang terjadi' untuk kedua negara yang dirugikan, Inggris dan Meksiko. Saya memahami kritik media, itu adalah hak mereka dan tugas mereka untuk melakukannya. Namun, itu bukan akhir dari kompetisi, dan itu bukan akhir dari sepak bola. Dengan penolakan penggunaan teknologi, kita harus menerima kesalahan.
Sebagai Presiden FIFA, saya perlu untuk melindungi wasit. Kita memiliki tanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah yang lebih baik untuk menghindari situasi seperti ini terjadi lagi. Namun, saya tidak dapat menerima bahwa integritas kompetisi dan wasit yang dipertanyakan.
Pada tingkat kompetisi
Dari delapan besar tim di dunia, dua di antaranya sudah dieliminasi di babak pertama. Saya senang dengan sepak bola yang masuk ke perdelapan final sejauh ini. Tim-tim Afrika telah sedikit kurang beruntung di awal. Tapi lolosnya Ghana ke perempat final, merupakan prestasi yang luar biasa untuk sepakbola di Afrika. Tentu saja, kita bisa berharap lebih, dan mungkin pertanyaannya adalah bagaimana sebuah tim dipersiapkan. Menurut pendapat saya, kontinuitas kepemimpinan merupakan faktor kunci. Pesepakbola Afrika sudah sangat maju bahkan banyak diantaranya bermain di klub besar, tetapi untuk membawa mereka bersatu dalam tim hanya dengan waktu dua bulan sangat sulit. Secara umum saya pikir kualitas sepakbolanya cukup tinggi. Amerika Selatan tim yang sangat sukses pada saat ini, mungkin karena para pemainnya memiliki jiwa nasional yang lebih tinggi.
FIFA mengambil keputusan untuk memutar kompetisi Piala Dunia kali ini dengan wasit standar tradisional, dengan satu wasit di lapangan, dua asisten (hakim garis) dan pejabat keempat yang memiliki tugas lebih untuk mendukung keputusan wasit atau bahkan menggantikan posisi wasit jika cedera. Semua orang tahu pada awal kompetisi ini kami tidak akan menerapkan sistem lain, seperti memiliki dua wasit tambahan dalam daerah kotak pinalti atau menggunakan teknologi, termasuk teknologi garis gawang. Akibatnya, prinsip tidak akan berubah hingga akhir kompetisi ini. Tapi dengan apa yang telah terjadi, akan masuk akal untuk membuka kembali wacana untuk menggunakan teknologi pada pertemuan rapat berikutnya IFAB pada tanggal 20 dan 21 Juli di Wales.
Sudah menjadi tugas FIFA untuk bertugas mengatur semua tentang wasit. Pertanyaannya adalah apa yang akan mereka lakukan kedepannya?. Mereka perlu terus meningkatkan kontrol pertandingan. Setelah Piala Dunia 1990 FIFA telah membuat tim kerja yang dinamakan 'Football 2000' yang membawa perubahan peraturan/ Game Of Laws - seperti backpass ke kiper.
Ini adalah proses yang berkelanjutan untuk FIFA dan dalam agenda pribadi Saya (Blatter). Pada bulan Oktober-November kita akan menyajikan model baru mengenai bagaimana memperbaiki perwasitan tingkat tinggi.
Dalam Partai Inggris VS Jerman dan Argentina VS Meksiko.
Saya (Blatter) menyesali kesalahan wasit yang hampir semua penonton lihat. Saya memahami tim yang bersangkutan merasa dirugikan. Saya pribadi mengatakan 'Saya minta maaf atas apa yang terjadi' untuk kedua negara yang dirugikan, Inggris dan Meksiko. Saya memahami kritik media, itu adalah hak mereka dan tugas mereka untuk melakukannya. Namun, itu bukan akhir dari kompetisi, dan itu bukan akhir dari sepak bola. Dengan penolakan penggunaan teknologi, kita harus menerima kesalahan.
Sebagai Presiden FIFA, saya perlu untuk melindungi wasit. Kita memiliki tanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah yang lebih baik untuk menghindari situasi seperti ini terjadi lagi. Namun, saya tidak dapat menerima bahwa integritas kompetisi dan wasit yang dipertanyakan.
Pada tingkat kompetisi
Dari delapan besar tim di dunia, dua di antaranya sudah dieliminasi di babak pertama. Saya senang dengan sepak bola yang masuk ke perdelapan final sejauh ini. Tim-tim Afrika telah sedikit kurang beruntung di awal. Tapi lolosnya Ghana ke perempat final, merupakan prestasi yang luar biasa untuk sepakbola di Afrika. Tentu saja, kita bisa berharap lebih, dan mungkin pertanyaannya adalah bagaimana sebuah tim dipersiapkan. Menurut pendapat saya, kontinuitas kepemimpinan merupakan faktor kunci. Pesepakbola Afrika sudah sangat maju bahkan banyak diantaranya bermain di klub besar, tetapi untuk membawa mereka bersatu dalam tim hanya dengan waktu dua bulan sangat sulit. Secara umum saya pikir kualitas sepakbolanya cukup tinggi. Amerika Selatan tim yang sangat sukses pada saat ini, mungkin karena para pemainnya memiliki jiwa nasional yang lebih tinggi.
Warisan Untuk Afrika Selatan

Source: FIFA.com, (Tegenatika)
0 komentar:
Post a Comment