Mampukah Riedl Menjadi Penyelamat Muka Indonesia??
Masa Benny Dollo telah lewat, tapi apa masa kelam sepakbola Indonesia juga akan terlewat? Apakah seorang Riedl dapat menjawab pertanyaan ini? Seharusnya Timnas bukan hanya selalu menyalahkan pelatih, tapi jajaran pengurus induk dulu yang di bereskan. Jika Timnas kita sampai saat ini belum bisa berprestasi bisa jadi karena kultur sepakbola di Indonesia yang salah.
Oke, tinggalkan sejenak masalah PSSI karena mengganti ketua PSSi tidak semudah mengganti pelatih kepala di Timnas. Sejak Nurdin memimpin dari tahun 2003 sudah berapa pelatih lokal maupun pelatih luar mencoba memimpin timnas tapi tetap saja hasil nihil.
Prestasi timnas menurut penulis paling baik adalah ketika menjadi tuan rumah piala asia ketika timnas saat itu dilatih Ivan Kolev. Gagalkah Kolev hingga harus diganti? Jujur permainan Indonesia saat itu merupakan permainan terbaik sepanjang penulis menonton Timnas main. Apa PSSi menargetkan Indonesia haus juara di piala Asia 2007 itu agar Kolev tak diganti? Mimpi kali yee....
Semua butuh proses bukan hanya instan dan gelar juara yang menjadi bukti. Penulis percaya walaupun pelatih Timnas dipegang oleh Pep Guardiola atau Jose Mourinho-pun tak akan mencapai juara. Karena mereka tidak mengenal karakter para pemain timnas, tetapi beda dengan Kolev yang cukup hafal dengan karakter pemain timnas Indonesia sehingga bisa mengeksplornya dan bisa memberi suntikan semangat yang baik.
Biarlah yang lalu tetap berlalu dan membuat negara malu. Tapi sampai kapan timnas kita bisa merengkuh tropi? Sungguh sangat ironis bila melihat timnas kita di Asia Tenggara saja tidak dapat juara. Padahal bila menilik Liga di masing-masing negara Asia Tenggara Liga Indonesia merupakan satu-satunya Liga yang paling profesional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta liga dan animo penonton yang selalu memenuhi tribun stadion.
Balik ke Riedl. Pelatih yang saat ini ditunjuk sebagai pelatih timnas Indonesia ini diberi kepercayaan ganda dengan menukangi juga Timnas U23 yang akan berlaga di Sea Games. Mampukah timnas lebih baik? Menilik pengalaman pelatih yang lahir 2 November 1949 di Wina ini memang cukup berpengalaman. Ia pernah melatih Olympique Khouribga (Maroko, 1993-94), Al-Zamalek (Mesir, 1994-95), Al Salmiya (Kuwait, 2001-03), dan banyak tim nasional, termasuk Austria (1990-92) , Liechtenstein (1997-98), Palestina (2004-05), Vietnam (1998-2001, 2003-04, 2005-2007), dan Laos (2009 - 2010).

Memang kita bisa banyak berharap dengan portofolio yang cukup menakjubkan darinya ketika membawa Vietnam menjadi salah satu tim yang cukup ditakuti di tahun 2007. Semoga kali ini PSSI benar-benar dapat membuat 200 juta lebih rakyat Indonesia tersenyum dengan prestasi Timnas kita. Semoga!!
saiah jawab pertanyaan rundee di fesbuk....
ReplyDeletejadi gini run, anda tahu atau pernah dengar berapa persen pebgurus PSSI yang aktif di stadion untuk sekedar menonton dan menjadi pemerhati langsung??
klo iya ada pejabat PSSI yang menonton di stadion apa bisa luput dari kamera TV??
Saia yakin anda pasti pernah menonton liga3 di eropa sana. Pernah memperhatikan ada pengurus FIGC (italia), FA (Inggris), DFB (Jerman), RFEF (Spanyol) ato FFF (Prancis)hadir di lapangan??
Saia selalu memperhatikan itu,, hampir setidaknya 2-3 orang pejabat masing-masing Asosiasi datang langsung ke stadion untuk sekedar menjadi pemerhati dan koreksi.
kenapa hal itu menjadi penting menurut saia??
karena pertama, atmosfir pertandingan mempengaruhi insting si pejabat tersebut jika akan melakukan koreksi. kedua, ketika mengambil keputusan hukuman bukan hanya kamera TV yang menjadi alasan kuat untuk menghukum sebuah klub,,karena akan menjadi subjektif karena anda juga pasti mengetahui sifat media yang hampir susah untuk objektif karena beberapa hal.
Dua hal sepele diatas menjadi besar akibatnya buat sebuah Asosiasi Sepakbola terbesar di Indonesia. Ketidak becusan PSSI dalam membuat pertandingan di stadion juga faktor kurang menariknya sepakbola untuk kaum hawa karena rasa takut. Hal seperti ini sudah disulap di Eropa dalam waktu sekejap mereka bisa membuat sepakbola menjadi sebuah enertainment yang lebih menarik dibandingkan artis Hollywood dalam kasus Beckham. kalau saia ceritakan semua disini panjang sekali...
Intinya saia hanya ingin memberikan pandangan bahwa sepakbola bukan hanya masalah teknik dari pemain saja. Kultur liga yang baik dapat mendatangkan pemain baik hasilnya meningkatkan kualitas pemain. Liga Inggris saat ini menjadi bukti dimana banyak pemain-pemain kelas dunia tapi tetap pemain timnas mereka merupakan punggawa utama di tim-tim elite....
sekian dulu untuk bung Rundee,,klo maw lebih jelas saia bisa jelaskan lebih personal....
salam!!hehehe
ohh ndak2 maksud sayah bukan menyalahkan isi artikel bung tege ato pendapat bung tege dalam kasus ini, saya bahkan setuju dengan pendapatnya bung tege.
ReplyDeleteSaya hanya ingin menambahkan kalau seandainya iya kepengurusan PSSI di ganti total,apakah persepakbolaan Indonesia akan maju??ya belum tentu,ya karena seperti bung tege bilang di artikel karena saking rumitnya masalah yg terjadi di Indonesia,yang ada di tubuh PSSI maupun yg ada di luar lingkup sepak bola pun,yg menurut saya sedikit banyak berpengaruh terhadap situasi yang terjadi di dunia persepakbolaan Indonesia sekarang ini.
jadi mungkin yang perlu dibenahi tidak hanya PSSI nya,tapi mungkin semuanya.ya tapi klo pergantian kepengurusan PSSI adalah awal mula dari kemajuan sepak bola Indonesia ya akan sangat bagus sekali... =D
sincerely *Rundee*
hohoho...
ReplyDeleteroepanyah sudah sering melamar kerja pakai bahasa Inggris bung Rundee??
ada Sincerely nyah....wkwkwkwk
benar saia setuju kata bung Rundee,,karena memang hampir semua rakyat Indonesia menantikan benar kapan Indonesia setidaknya dapat piala....hehehe
thanks yow,,buat respons nyah....
hohoho...
ReplyDeleteroepanyah sudah sering melamar kerja pakai bahasa Inggris bung Rundee??
ada Sincerely nyah....wkwkwkwk
benar saia setuju kata bung Rundee,,karena memang hampir semua rakyat Indonesia menantikan benar kapan Indonesia setidaknya dapat piala....hehehe
thanks yow,,buat respons nyah....
waokwoakwao...blsnya gak usah 2x juga sehhh... :P
ReplyDeleteowh saya mah ngelamar nya ke anak orang...hahahaha....
Rakyat Indonesia setidaknya merindukan permainan Indonesia yang ciamik lagi cantik...supaya bisa bersaing setidaknya untuk di tingkat ASEAN dulu lah setidaknya...makanya saya heran waktu PSSI menargetkan Indonesia berada di urutan 40 besar ranking FIFA pada tahun 2020...mungkin targetnya terlalu muluk2...hehe...
tertanda *Rundee*